Tampilkan postingan dengan label Duta Islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Duta Islam. Tampilkan semua postingan

Jumat, 24 April 2015

Islam Indonesia Diharapkan sebagai Rujukan Islam Moderat

Semarang, Pesantren Al-Amien Purwokerto. Bagaimana memahami dinamika Islam dan politisasi atas Islam akhir-akhir ini? Islam dan politisasi atas Islam, yang disebut sebagai Islamisme, perlu dimaknai sebagai refleksi dinamika sosial-politik dalam konteks relasi muslim dengan modernitas, dengan tantangan radikalisme, gerakan politik khilafah, dan bahkan terorisme.

Hal tersebut menjadi inti diskusi dan bedah buku Islam dan Islamisme, karya intelektual muslim Bassam Tibi, yang diterbitkan Mizan (2016). Bedah buku yang diselenggarakan oleh BEM FKIT (Fakultas Keguruan dan Ilmu Tarbiyah) UIN Walisongo pada Kamis (29/9) ini, menghadirkan Dr. Haidar Bagir (Pendiri Gerakan Islam Cinta) dan Dr. Tedi Kholiluddin (aktivis PW Nahdlatul Ulama Jawa Tengah & Dosen UIN Walisongo Semarang), yang dimoderatori Dr. Rikza Chamami, M.Pd (Dosen UIN Walisongo).

Islam Indonesia Diharapkan sebagai Rujukan Islam Moderat (Sumber Gambar : Nu Online)
Islam Indonesia Diharapkan sebagai Rujukan Islam Moderat (Sumber Gambar : Nu Online)


Islam Indonesia Diharapkan sebagai Rujukan Islam Moderat

Haidar Bagir mengajak cendekiawan muslim dan para mahasiswa yang menjadi penggerak komunitas, agar bersatu menebarkan Islam yang damai. "Selama ini, orang-orang muslim moderat cenderung diam, ketika ada kelompok kecil muslim yang keras dalam beragama. Akan tetapi, jika dibiarkan mereka akan semakin kuat. Mari kita bersama aktif untuk mengkampanyekan Islam yang menebar rahmat dan cinta kasih," terang Haidar.

Haidar Bagir mencontohkan, bahwa jika dibiarkan, seperti orang baik yang tidak peduli pada kelompok preman, maka kelompok Islam garis keras akan menjadi kuat, sehingga merusak inti ajaran Islam yang sebagaimana diajarkan Nabi Muhammad.

Pesantren Al-Amien Purwokerto

Haidar juga mengungkap bahwa, fenomena Islam politik, yang disebut Bassam Tibi sebagai Islamisme, harus direspon secara jernih. Islamisme itu mendukung demokrasi, namun hanya sebagai kamuflase, hanya demokrasi kota suara, padahal sebenarnya mereka bergerak untuk menegakkan sistem khilafah, inilah yang harus diwaspadai.

"Jika kelompok Islamiyyun mementingkan gerakan politik sebagai puncak keberislaman, maka saya lebih setuju jika puncak keislaman adalah ihsan, yakni tindakan kebaikan," tegas Haidar. Ia merujuk pada pemikirannya, bahwa muslim Indonesia harus memahami rukun islam, rukun iman dan rukun ihsan.

Pesantren Al-Amien Purwokerto

Sementara, Tedi Kholiluddin menegaskan bahwa khilafah bukanlah solusi dari semua tantangan hidup manusia. "Tidak semua hal harus diselesaikan dengan khilafah. Hal-hal yang terkait dengan kehidupan teknis, ya harus diselesaikan dengan cara kemanusiaan," ungkap Tedi. Intinya, gerakan Islam politik sering hanya mengejar ilusi.

Di sisi lain, Tedi berkeyakinan bahwa model Islam Indonesia dapat menjadi rujukan utama Islam moderat bagi komunitas warga dunia. "Bassam Tibi sudah menyampaikan gagasan bagaiman Islam moderat ala Indonesia menjadi alternatif gagasan. Saya kira ini momentum penting, bahwa perubahan berkeislaman itu dari pinggir, yakni dari kawasan Nusantara," ungkap Tedi.

Dalam analisanya, Tedi mengkritik bahwa kelompok Islam politik membangun jalur ganda dalam memperjuangkan gagasannya, yakni dari struktur kekuasaan maupun dari jalur warga. "Kelompok Islamisme bergerak di struktur politik, dan juga merangsek dengan menggarap komunitas warga. Di kota-kota satelit Jakarta, hal ini sudah mulai marak. Misalnya, cluster-cluster pemukiman yang anggotanya hanya dari kelompok mereka," terang Tedi.

Ia berharap bahwa Islam Indonesia menjadi rujukan untuk mengenalkan konsep Islam moderat, yang dapat menjadi referensi bagi masyarakat muslim dunia yang kehilangan arah. (Zulfa/Abdullah Alawi)

Dari (Nasional) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/71601/islam-indonesia-diharapkan-sebagai-rujukan-islam-moderat

Senin, 08 Desember 2014

Ribuan Jamaah Hadiri Haul Gus Dur di Ciganjur

Jakarta, Pesantren Al-Amien Purwokerto. Dalam rangka memperingati tahun ketiga kepulangan mantan presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), keluarga Almarhum menggelar acara doa bersama di kediaman Ciganjur, Ahad malam (30/12). Sebelum acara puncak doa bersama, dari pagi keluarga juga menggelar acara khataman Al-Quran yang melibatkan mahasiswa penghafal Al-Quran (huffadh) dari Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran (PTIQ) Jakarta dan santri Pesantren Ciganjur.

Ribuan jamaah dari berbagai daerah di Jakarta dan sekitarnya turut menhadiri acara tahlil, istighotsah dan doa bersama ini. Para jamaah hadir atas inisiatif sendiri tanpa dikoordinasi oleh panitia.

Ribuan Jamaah Hadiri Haul Gus Dur di Ciganjur (Sumber Gambar : Nu Online)
Ribuan Jamaah Hadiri Haul Gus Dur di Ciganjur (Sumber Gambar : Nu Online)


Ribuan Jamaah Hadiri Haul Gus Dur di Ciganjur

Seluruh anak, menantu dan cucu-cucu Gus Dur lengkap turut ambil bagian dalam acara ini. Turut hadir pula dalam acara ini, keluargah besar Wahid Hasyim seperti adik-adik dan keponakan-keponakan Gus Dur, antara lain Aisyah Hamid Baidlowi, Lily Wahid dan lain-lain.

Para tamu undangan yang hadir dalam acara doa bersama ini antara lain Ketua Mahkamah Konstitusi Mohammad Mahfudh MD, Wakil Menteri Agama Nazaruddin Umar, Mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan pada Kabinet Persatuan Nasional (2000-2001) Luhut Binsar Panjaitan, Ketua Umum Sangha Theravada Indonesia Bhikku Dhammasubo Mahathera, Pembimbing Frather Xaverian Romo Mateo dan lain-lain.

Pesantren Al-Amien Purwokerto

"Acara ini memang sebenarnya dimaksudkan untuk kalangan terbatas saja. Beberapa tamu undangan dan masyarakat sekitar saja. Tapi Alhamdulillah ternyata antusias masyarakat melebihi yang kami perkitakan," tutur Ibu Nyai Hj. Shinta Nuriyah isteri Almarhum Gus Dur kepada Pesantren Al-Amien Purwokerto, usai acara.

Pesantren Al-Amien Purwokerto

Sementara itu dalam testimoninya, Mahfudh MD menyatakan, Gus Dur adalah sosok yang terbukti bersih secara hukum. Baik persidangan karena kasus Bulog maupun hibah dana dari sultan Brunei.

"Dalam kedua persidangan hukum kedua kasus tersebut, pengadilan telah menyatakan bahw Gus Dur tidak terlibat. Sementara orang-orang yang terlibat dalam Buloggate telah divonis masing-masing empat tahun," tandas Mahfudh.

Penulis : Syaifullah Amin

Dari (Nasional) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/41514/ribuan-jamaah-hadiri-haul-gus-dur-di-ciganjur

Rabu, 20 November 2013

PWNU Aceh Dukung Program Keluarga Berencana

Banda Aceh, Pesantren Al-Amien Purwokerto. Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU Aceh bersama Badan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengadakan workshop peranan ulama dalam pembangunan keluarga sakinah bagi ulama Dayah se-Aceh di Aula The Pade Lampeunurut, Banda Aceh, Sabtu (8/11) kemarin.

Ketua koalisi Indonesia untuk kependudukan Sony Harry B. Harmadi dalam sambutannya mengatakan, jumlah penduduk harus dikendalikan karena saat ini penduduk Indonesia sudah mencapai dua ratus juta jiwa. Lima puluh persen penduduk ASEAN adalah penduduk Indonesia.

PWNU Aceh Dukung Program Keluarga Berencana (Sumber Gambar : Nu Online)
PWNU Aceh Dukung Program Keluarga Berencana (Sumber Gambar : Nu Online)


PWNU Aceh Dukung Program Keluarga Berencana

Kepala BKKBN Perwakilan Aceh, M. Natsir Ilyas menyayangkan ilmu keluarga atau membina keluarga itu tidak diajarkan di sekolah maupun di universitas. Maka peran ulama dalam menyampaikan pelajaran mengenai pembinaan keluarga sakinah di tengah masyarakat sangat penting.

Pesantren Al-Amien Purwokerto

Workshop peranan ulama dalam pembangunan keluarga sakinah ini diikuti sekitar 50 (lima puluh) ulama dayah NU Aceh.

Ketua PWNU Aceh Tgk. H. Faisal Ali mengatakan, pihaknya sangat mendukung program pemerintah dalam mensosialisakan keluarga berencana.

Pesantren Al-Amien Purwokerto

Tgk. H. Faisal Ali yang juga wakil ketua MPU Aceh itu menambahkan, apapun program yang ingin dijalankan di Aceh, atau dimana pun, harus melihat budaya, kebiasaan dan Adat masyarakat tersebut.

"Program yang ingin dijalankan harus melihat dan memahami masyarakat daerah tersebut. Apabila kita bisa memahami budaya dan adat masyarakat di daerah tersebut, maka program itu bisa berjalan sesuai dengan yang di ingin kan dan hasil pun akan sesuai dengan harapan.

Pelajari dulu adat, kebiasaan dan budaya masyarakat tersebut, maka program tersebut akan mudah diterima oleh masyarakat kita. Apalagi kita di Aceh ini mempunyai kekhususan di semua lini, tuturnya. (Ismi Amran/Anam)

Dari (Daerah) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/55610/pwnu-aceh-dukung-program-keluarga-berencana

Pesantren Al-Amien Purwokerto

Senin, 22 Juli 2013

Cara Menghilangkan Sakit Gigi ala Gus Dur

Pesantren Al-Amien Purwokerto - Konon ketika Dahlan Iskan (Jawa Pos) sakit gigi kebetulan duduk dekat Gus Dur, datang mendekat minta disuwuk. Beginilah kisah selengkapnya.

Dahlan: "Gus, tolong disuwuk gigi saya sakit." Gus Dur: "Oh ya, tapi ada syaratnya." Dahlan: "Apa Gus syaratnya" Gus Dur: "Ada 3 pertanyaan, tapi hanya ada 1 jawaban. Klo kamu bisa njawab, baru saya akan suwuk." Dahlan: "Apa Gus pertanyaannya?."

Cara Menghilangkan Sakit Gigi ala Gus Dur - Pesantren Al-Amien Purwokerto
Cara Menghilangkan Sakit Gigi ala Gus Dur - Pesantren Al-Amien Purwokerto


Cara Menghilangkan Sakit Gigi ala Gus Dur

Sambil menahan rasa sakit, Dahlan Iskan masih penasaran.

Gus Dur:

Pesantren Al-Amien Purwokerto

"(1).Mengapa orang bisa sakit gigi?" "(2).Mengapa rumput bisa lebih tinggi dari tanaman padi?." "(3).Mengapa wanita kok bisa hamil?."

Dahlan: "Wah...jawabnya sulit, Gus...!"

Pesantren Al-Amien Purwokerto

Gus Dur: "Ketiga tiganya, hanya sepele jawabnya, yaitu, karena terlambat nyabutnya." Dahlan dengar jawaban itu, tertawa ngakak dan sakit giginya langsung sembuh. [Pesantren Al-Amien Purwokerto/ab] 

Dari : http://www.dutaislam.com/2016/03/cara-menghilangkan-sakit-gigi-ala-gus-dur.html

Kamis, 01 November 2012

Nasihat Gus Mus Soal Penggunaan Medsos

Pamekasan, Pesantren Al-Amien Purwokerto. Ketua Lesbumi Pamekasan R Wazirul Jihad beserta para pemuda NU Kabupaten Pamekasan sowan ke KH Mustofa Bisri (Gus Mus), Sabtu (11/2). Dalam kesempatan tersebut, Gus Mus menyampaikan banyak nasihat terkait cara menyikapi sebuah informasi.

"Gus Mus menyampaikan, kalau berita mengandung fitnah, kebencian dan bisa memecah-belah persaudaraan, sebaiknya tidak dibagikan. Bahkan, tidak perlu bertanya bagaimana sekalipun. Tidak perlu komentar, apa lagi bertanya. Langsung hapus saja," kata Sekretaris Lesbumi Musannan Abdul Hady menirukan Gus Mus kepada Pesantren Al-Amien Purwokerto, Ahad (12/2).

Nasihat Gus Mus Soal Penggunaan Medsos (Sumber Gambar : Nu Online)
Nasihat Gus Mus Soal Penggunaan Medsos (Sumber Gambar : Nu Online)


Nasihat Gus Mus Soal Penggunaan Medsos

Kalau berita yang membawa pesan kedamaian, tambah Gus Mus, bisa dibagikan. Sebab, itu dapat menyemai kebaikan dan mengokohkan kebajikan.

Pesantren Al-Amien Purwokerto

Gus Mus juga mengimbau, kita tidak boleh cinta atau benci berlebihan. Kita boleh mencintai istri kita dan menyanjung setinggi langit, tapi kita tidak boleh menghina istri orang lain.

"Seperti mengatakan, Istrimu itu kok seperti itu. Itu tidak boleh," tegasnya.

Kepada pemerintah pun juga begitu; benci berlebihan itu akan menyeret pada perbuatan menghalalkan segala cara untuk menjatuhkan. Itu perbuatan yang tidak baik.

Pesantren Al-Amien Purwokerto

"Punya pilihan silakan, sampaikan tentang kebaikannya, tapi tidak perlu menjelekkan pasangan lain. Sadarkan semua orang dengan rahmat, kasih sayang," tukas Gus Mus. (Hairul Anam/Alhafiz K)

Dari (Nasional) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/75366/nasihat-gus-mus-soal-penggunaan-medsos

Pesantren Al-Amien Purwokerto

Minggu, 20 Mei 2012

Semarak Maulid Nabi di Pesantren Futuhiyyah Mranggen

Demak, Pesantren Al-Amien Purwokerto. Yayasan Pesantren Futuhiyyah Mranggen Kabupaten Demak mengadakan maulid Rasulullah SAW dan istighotsah di halaman pesantren, Sabtu (9/1). Acara ini diikuti oleh lebih dari 5000 hadirin. Mereka terdiri atas para kiai, dewan guru, dan siswa lembaga yang ada di Yayasan Pesantren Futuhiyyah.

Acara diawali dengan pembacaan surat Al-Fatihah, dilanjutkan pembacaan ayat-ayat suci Al-Quan, sambutan, pembacaan istighotsah serta pembacaan maulid Simtud Duror yang dipimpin oleh grup hadrah Babul Musthofa pimpinan Habib Luthfi dari Pekalongan.

Semarak Maulid Nabi di Pesantren Futuhiyyah Mranggen (Sumber Gambar : Nu Online)
Semarak Maulid Nabi di Pesantren Futuhiyyah Mranggen (Sumber Gambar : Nu Online)


Semarak Maulid Nabi di Pesantren Futuhiyyah Mranggen

Menurut pengasuh Pesantren Futuhiyah KH Muhammad Hanif Muslih, kegiatan ini merupakan salah satu agenda tahunan di Yayasan Pesantren Futuhiyyah. Kegiatan semacam ini perlu dilaksanakan untuk membekali baik para guru maupun siswa yang ada di yayasan untuk senantiasa meniru dan meneladani Rasulullah SAW, terutama akhlak Beliau. Karena pada Rasulullah terdapat suri teladan yang bagus sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran. Selama ini kita sulit untuk mencari suri tauldan yang bagus.

Pesantren Al-Amien Purwokerto

Ia menjelaskan pentingnya kegiatan semacam ini. Kegiatan ini mendorong guru dan siswa di yayasan ini untuk senantiasa mengamalkan amalan-amalan ala Aswaja seperti istighotsah, pembacaan manaqib, tahlil serta maulid nabi yang selama ini sudah dilaksanakan oleh para guru pendiri yayasan.

Semua amalan itu harus terus dilestarikan walaupun akhir-akhir ini banyak aliran dan paham yang menyatakan bahwa pembacaan manaqib, tahlil, ziarah kubur, istighotsah, maulid adalah bidah, bahkan ada yang menyatakan syirik.

Pesantren Al-Amien Purwokerto

Ia meminta segenap guru untuk senantiasa meniru akhlak rasul, berakhlak dengan Al-Quran. Pembina yayasan ini memerintahkan dewan guru untuk memberikan teladan baik kepada siswa. (Abdus Shomad/Alhafiz K)

Dari (Daerah) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/64898/semarak-maulid-nabi-di-pesantren-futuhiyyah-mranggen

Pesantren Al-Amien Purwokerto

Senin, 19 September 2011

IPNU-IPPNU Didorong Berdiri di Seluruh Kampus di Jateng

Semarang, Pesantren Al-Amien PurwokertoPimpinan Komisariat Perguruan Tinggi Ikatan Pelajar NU (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri NU (IPPNU) Universitas Negeri Semarang (Unnes) menginisiasi penyelenggaraan Masa Kesetiaan Anggota (Makesta) IPNU-IPPNU yang diikuti sekitar 40 peserta dari berbagai perguruan tinggi di Jawa Tengah.

Langkah ini merupakan bagian dari usaha untuk mengembangkan ranah IPNU-IPPNU di seluruh perguruan tinggi yang ada di Jawa Tengah maupun sekitarnya.

IPNU-IPPNU Didorong Berdiri di Seluruh Kampus di Jateng (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU-IPPNU Didorong Berdiri di Seluruh Kampus di Jateng (Sumber Gambar : Nu Online)


IPNU-IPPNU Didorong Berdiri di Seluruh Kampus di Jateng

Farid Luthfi Assidiqi, ketua PKPT IPNU Unnes, menerangkan bahwa Makesta Raya merupakan program kerja terbaru pihaknya sebagai tindak lanjut hasil kongres IPNU IPPNU di Boyolali.

Pesantren Al-Amien Purwokerto

"Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi IPNU IPPNU secara legal formal telah disahkan berdasarkan hasil kongres di Boyolali, sehingga sebagai PKPT tertua di Jawa Tengah, sudah selayaknya kita mempunyai kewajiban untuk mengembangkan IPNU-IPPNU di perguruan tinggi," katanya.

Mahasiswa Program Studi Ilmu Politik, Unnes tersebut menerangkan bahwa kegiatan tersebut tidak hanya sampai pelatihan saja, namun akan terus dilakukan pendampingan dan advokasi agar di seluruh perguruan tinggi di Jawa Tengah berdiri komisariat IPNU IPPNU.

Pesantren Al-Amien Purwokerto

Ali Maskur, selaku ketua panitia kegiatan Makesta Raya mengatakan bahwa kegiatan selama tiga hari ini diisi dengan berbagai materi. "Materi-materi dalam acara tersebut di antaranya adalah ahlussunnah wal jamaah, ke-NU-an, IPNU IPPNU, geo politik kampus, wawasan kebangsaan, hingga kepemimpinan dan keorganisasian," katanya.

Selain materi, peserta juga kami ajak untuk berdiskusi perihal isu-isu strategis terkini yang memerlukan solusi. "Kader IPNU IPPNU mempunyai karakter yang santun, agamis, dan berintelektual. Dalam segala persoalan selalu mengedepankan prinsip-prinsip ke-Aswaja-an, sehingga selain mempunyai dasar pengetahuan agama, juga memiliki nalar politik yang baik," jelasnya.

Hadir dalam kegiatan Makesta Raya tersebut adalah Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, Universitas PGRI Semarang, Universitas Negeri Semarang, Poliklinik Kesehatan Surakarta, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama Kebumen, dan UIN Sunan Ampel Surabaya. (Red: Mahbib)

Dari (Daerah) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/68486/ipnu-ippnu-didorong-berdiri-di-seluruh-kampus-di-jateng

Pesantren Al-Amien Purwokerto

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Pesantren Al-Amien Purwokerto sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Pesantren Al-Amien Purwokerto. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Pesantren Al-Amien Purwokerto dengan nyaman.


Nonaktifkan Adblock