Tampilkan postingan dengan label Toleransi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Toleransi. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 06 Agustus 2016

Proses Kaderisasi NU Jelas

Pamekasan, Pesantren Al-Amien Purwokerto. NU adalah organisasi yang paling jelas proses kaderisasinya. Tidak hanya berhenti di kalangan mahasiswa dan atau pelajar di lingkungan lembaga pendidikan, melainkan juga hingga ke daerah-daerah terpencil di pelosok desa. Ada istilah Pimpinan Ranting (PR) untuk kepengurusan NU dan perangkat-perangkatnya di tingkat akar rumput.

Kesimpulan demikian terbesit ketika sebanyak 30 orang PR IPNU-IPPNU Desa Pamaroh sudah dibentuk, Ahad (8/4) lalau. Pembentukan yang ditempatkan di balai desa tersebut berjalan secara khidmat, disaksikan oleh puluhan petinggi NU Desa Pamaroh. Para pengurus harian IPNU-IPPNU Kadur sebagai penyelenggara dan ketua PC IPNU Pamekasan Nasiruddin menambah suasana pembentukan kian mengesankan.

Proses Kaderisasi NU Jelas (Sumber Gambar : Nu Online)
Proses Kaderisasi NU Jelas (Sumber Gambar : Nu Online)


Proses Kaderisasi NU Jelas

Pada kesempatan itu, ketua IPNU Kadur Faisol Ansori menekankan betapa pentingnya menyeriusi proses kaderisasi. Dirinya sangat menaifkan ketika ada seseorang langsung dimasukkan ke dalam kepengurusan organisasi NU tanpa melalui proses kaderisasi yang matang dan panjang.

Kami ke sini dalam rangka silaturahim serta membentuk kader-kader yang mau serius mengabdi dan belajar di NU, tegas Faisol. Dan siapa pun yang tidak serius dalam belajar, dengan berat hati kami sangat tidak mereka kader semacam itu. Berorgansiasi di NU butuh keseriusan dan keuletan dalam belajar.

Pesantren Al-Amien Purwokerto

Berumah tangga saja, lanjut Faisol, masih memerlukan kader. Kehidupan rumah tangga tentu dinilai kurang sempurna tanpa kehadiran seorang kader (keturunan) yang nantinya menjadi penerus perjuangan sang orangtua.

Pesantren Al-Amien Purwokerto

Sama halnya di NU. Kalau proses kaderisasi di tubuh IPNU maupun IPPNU sudah melemah, maka tunggulah kehancuran NU beberapa tahun ke depan, katanya dengan nada kalem. Dan jelas kita tidak menginginkan hal itu.

Dari itulah pihaknya sangat berharap agar para pengurus PR IPNU-IPPNU Pamaroh bisa diajak kerja sama menghidupkan organisasi NU di tingkat desa, khususnya di Desa Pamaroh.

Pernyataan Faisol Ansori yang disampaikan saat sambutan tersebut mendapat dukungan seutuhnya dari para petinggi NU Pamaroh dan kepala desa Pamaroh.

Kami siap mendampingi, membina, dan membantu segala program kerja yang hendak dilaksanakan nanti, ujar ketua PR NU Pamaroh K Abdus Syukur.

Saya juga begitu. Saya akan selalu dukung segala kegiatan yang bernafas ke-NU-an, kata Awan PR NU Pamaroh yang kini menjabat kepala desa, Ustaz Moh Riski Abdullah.

Semangat berorganisasi tersebut disimak secara serius oleh para pengurus PR IPNU-IPPNU Pamaroh yang merupakan perwakilan dari 4 dusun yang ada di Pamaroh, meliputi Dusun Oray, Madis, Panconan, dan Sumber Waru. Sebelum azan Magrib menggema, pembentukan PR IPNU-IPPNU Pamaroh sudah selesai.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Kontributor: Hairul Anam

Dari (Nasional) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/37390/proses-kaderisasi-nu-jelas

Pesantren Al-Amien Purwokerto

Jumat, 27 Mei 2016

Kemenag Targetkan Pengumpulan Zakat 5,2 Triliun

Jakarta, Pesantren Al-Amien Purwokerto. Kementerian Agama menargetkan pengumpulan zakat pada akhir 2016 mencapai Rp5,2 triliun dengan semakin banyaknya lembaga zakat nasional yang berbenah mengelola dana secara digital untuk memudahkan masyarakat.

"Target 2016 harus sampai Rp5,2 triliun dan harus melebihi dari tahun 2015 yang baru mencapai Rp4,2 triliun. Padahal potensi zakat kita sangat besar bisa Rp217 triliun," kata Direktur Pembinaan Zakat Kemenag Jaja Jaelani usai seminar prapeluncuran NU-Care di Gedung PBNU Jakarta, Rabu.

Kemenag Targetkan Pengumpulan Zakat 5,2 Triliun (Sumber Gambar : Nu Online)
Kemenag Targetkan Pengumpulan Zakat 5,2 Triliun (Sumber Gambar : Nu Online)


Kemenag Targetkan Pengumpulan Zakat 5,2 Triliun

Jaja mengatakan capaian zakat nasional baru tercapai sekitar satu persen dari potensi zakat yang mencapai Rp217 triliun.

Pesantren Al-Amien Purwokerto

Salah satu alasan rendahnya capaian zakat karena penyerahan zakat yang masih dilakukan secara sendiri-sendiri oleh muzakki (orang yang membayar zakat) atau tidak melalui lembaga zakat nasional.

Pesantren Al-Amien Purwokerto

Adapun hal tersebut juga dipengaruhi oleh rasa ketidakpercayaan masyarakat terhadap suatu lembaga zakat karena kurang terbuka atau tidak dekat dengan masyarakat yang disebabkan kurangnya sosialisasi.

"Sosialisasi sebetulnya luas, bisa memanfaatkan media sosial atau lewat khotib shalat jumat. Jangan dilakukan saat Ramadhan saja," kata Jaja.

Selain itu, transparansi akan pengelolaan dan penyaluran dana zakat juga penting untuk diketahui masyarakat yang bisa disiasati dengan mengunggah ke situs resmi lembaga zakat bersangkutan.

Saat ini Nahdlatul Ulama berbenah mengembangkan digitalisasi pada pengelolaan zakat mereka melalui Lembaga Zakat Amil Zakat, Infak, Sedekah, Nahdatul Ulama (LAZISNU).

LAZISNU yang sudah menjalankan sistem penjemputan zakat dari pintu ke pintu, ini sedang mengembangkan pembayaran zakat multimedia dengan membangun kerja sama operator seluler terbesar, yakni Telkomsel.

"LAZISNU akan menggunakan multimedia dengan menggunakan sistem t-cash pada telkomsel sehingga keinginan untuk membayar zakat kapan pun bisa terlaksana melalui handphone masing-masing," kata Ketua LAZISNU Syamsul Huda. (Antara/Mukafi Niam)

Dari (Nasional) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/66031/kemenag-targetkan-pengumpulan-zakat-52-triliun

Pesantren Al-Amien Purwokerto

Minggu, 23 Maret 2014

Muslimat NU Tidak Hanya Bicara Surga-Neraka

Jakarta, Pesantren Al-Amien Purwokerto. Majelis taklim Muslimat NU jadi bukan hanya bicara soal surga-neraka. Majelis taklim juga peka terhadap persoalan keduniaan. Karena, dari situ Muslimat NU menemukan pintu untuk mengabdi dalam masalah kebangsaan dan kemanusiaan.

Demikian kata Hj. Machfudzoh Ali Ubaid, Ketua Yayasan HIDMAT Pusat NU dalam rapat kerja pengurus HIDMAT NU, Selasa (27/11) siang.

Muslimat NU Tidak Hanya Bicara Surga-Neraka (Sumber Gambar : Nu Online)
Muslimat NU Tidak Hanya Bicara Surga-Neraka (Sumber Gambar : Nu Online)


Muslimat NU Tidak Hanya Bicara Surga-Neraka

Muslimat NU melalui Yayasan Himpunan Daiyah dan Majelis Taklim NU, HIDMAT Pusat NU, mengadakan kajian rutin keislaman yang diadakan di Pusdiklat Muslimat NU di bilangan Pondok Cabe, Tangsel.

Pesantren Al-Amien Purwokerto

Menurut Hj, Machfudzoh, program kajian ini juga akan menambah cara pandang orang lain terhadap gerakan Muslimat NU. Program kajian tersebut akan mengupas persoalan keduniaan terkait kemaslahatan banyak pihak.

Kajian rutin digelar satu kali dalam dua bulan. Kajian yang ditetapkan jatuh pada hari Ahad, diadakan pada hari Ahad ketiga dalam bulan yang ditentukan. Rencananya kajian rutin perdana akan dilaksanakan pada bulan Januari 2013.

Kajian rutin keagamaan diprogram oleh HIDMAT NU dalam rangka memperkuat program kerja Bidang Hubungan Asatizah dan Pesantren. Program kajian rutin sebagai penguatan salah satu bidang HIDMAT NU, ditetapkan dalam rapat kerja oleh pengurus HIDMAT NU di aula lantai lima Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Selasa (27/11) sore.

Pesantren Al-Amien Purwokerto

Kita akan mengundang dewan pakar sebagai narasumber kajian, tambah Hj. Machfudzoh dalam rapat kerja pengurus.

Narasumber diharapkan dapat menambah cakrawala baru dalam persoalan pemikiran dan juga metode-metode lapangan. Dengan kajian serius itu, sumber daya pengurus dan jamaah Muslimat NU akan berkembang, tegasnya.

Redaktur : Hamzah Sahal

Penulis : Alhafiz Kurniawan

Dari (Nasional) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/41027/muslimat-nu-tidak-hanya-bicara-surga-neraka

Pesantren Al-Amien Purwokerto

Selasa, 21 Januari 2014

Bawaslu DKI Larang Atribut Kampanye di Halaman Masjid

Jakarta, Pesantren Al-Amien Purwokerto. Anggota Bawaslu DKI Jakarta Muhammad Jufri menjelaskan lembaganya melakukan beberapa terobosan menanggapi isu SARA. Salah satunya, Bawaslu melarang media kampanye dipasang di tempat-tempat ibadah seperti di masjid, meski hanya di halamannya saja.

Berbeda dengan Pilkada sebelumnya yang masih diperbolehkan atribut kampanye dipasang di halaman tempat ibadah, katanya dalam diskusi Perspektif Jakarta yang membahas kampanye hitam yang diselenggarakan oleh Populi Center bekerjasama dengan LTNNU di gedung PBNU, Rabu (12/10).

Bawaslu DKI Larang Atribut Kampanye di Halaman Masjid (Sumber Gambar : Nu Online)
Bawaslu DKI Larang Atribut Kampanye di Halaman Masjid (Sumber Gambar : Nu Online)


Bawaslu DKI Larang Atribut Kampanye di Halaman Masjid

Usep S Ahyar dari Populi Center menjelaskan kampenye hitam memang harus diwaspadai karena sangat berpotensi memunculkan kebencian dari semua pihak.

Pesantren Al-Amien Purwokerto

Sejatinya demokrasi bukanlah menyebarkan kebencian terlebih SARA, tetapi yang ditawarkan adalah visi dan misi programya, tandasnya.

Pesantren Al-Amien Purwokerto

Sesuai dengan data dari Populi Center, Usep memperlihatkan perolehan tertinggi sebesar 39,2 persen masyarakat DKI memilih calonnya berdasarkan visi misinya, sedangkan yang mempertimbangkan agama menjadi kriteria keterpilihan calon hanya sebesar 5 persen. Dari data tersebut ia menuturkan bahwa pemilih Jakarta semakin rasional, dan rasionalitas tanpa mengedepankan isu, etnis, agama inilah yang perlu dikedepankan dalam demokrasi. Selain itu, yang diperlukan saat ini adalah kedewasaan politik dari masyarakat, khususnya warga DKI dalam menyikapi Pilgub 2017 nanti.

Uday Abdurrahman dari LTNNU menjelaskan persoalan sosial media sangat sulit di atur dalam aturan verbal. Sebagai misal facebook, twitter, dan media sosial lain tidak mengharuskan seseorang untuk men-scan KTP. Contoh ini menunjukkan bahwa untuk mengontrol akun media yang tidak bertanggungjawab sangat sulit. Kegaduhan ini dilakukan oleh beberapa oknum yang ingin mencari benefit (uang) dari isu yang di kemas provokatif agar banyak pengguna internet berselanjar dalam kemasan tersebut.

Bahkan data lain dari Populi Center, sumber informasi politik yang dipercaya melalui TV sebesar 68,2 persen. Sedangkan media sosial tidak terlalu berpengaruh dengan prosentase 7,2 persen.

Sebagai penutup Jufri menghimbau kepada seluruh masyarakat Jakarta untuk ikut mengawasi dan jika ada dugaan pelanggaran langsung laporkan ke Bawaslu. Jangan lewat 7 hari karena hanya 7 hari batas waktu KPU dan Bawaslu menindaklanjuti laporan tersebut terhitung dari tanggal kejadian. Red: Mukafi Niam

Dari (Nasional) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/71967/bawaslu-dki-larang-atribut-kampanye-di-halaman-masjid

Jumat, 26 Juli 2013

Tugas dan Perjuangan Santri Makin Berat

Solo, Pesantren Al-Amien Purwokerto. Ratusan santri Pondok Pesantren Al-Muayyad Mangkuyudan Surakarta mengikuti upacara peringatan Hari Santri Nasional (HSN), yang digelar di halaman pondok, Sabtu (22/10). Turut hadir dalam acara tersebut, sejumlah pengurus Muslimat NU Kota Solo, mahasiswa UNU Solo dan tamu undangan lainnya, antara lain Sekretaris Pengurus Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU), Alissa Wahid.

Dalam amanatnya, pembina upacara, Mukhlis Suranto, mengungkapkan tugas yang semakin berat, diemban para santri di zaman sekarang.

Tugas dan Perjuangan Santri Makin Berat (Sumber Gambar : Nu Online)
Tugas dan Perjuangan Santri Makin Berat (Sumber Gambar : Nu Online)


Tugas dan Perjuangan Santri Makin Berat

Yang menjadi penekanan pada Hari Santri ini, tugas santri dalam memperjuangkan dan mempertahankan Islam Aswaja, menangkis paham yang dapat merongrong bangsa, ini merupakan perjuangan yang sangat berat, tegas Kepala SMA Al-Muayyad itu.

Pesantren Al-Amien Purwokerto

Pada kesempatan itu, Suranto juga memaparkan scara singkat kronologi terjadinya Resolusi Jihad. Dijelaskan bahwa menjelang meletusnya Perang 10 November 1945 di Kota Surabaya, serta peperangan melawan penjajah di daerah-daerah lainnya, Presiden Soekarno mengirim utusan ke Hadratussyaikh KH Hasyim Asyari untuk menanyakan fatwa tentang berjihad demi membela bangsa.

Pesantren Al-Amien Purwokerto

Pertanyaan ini, kemudian dimusyawarahkan Hadratussyaikh bersama ulama lainnya, hingga akhirnya tercetuslah Resolusi Jihad, yang menjadi kobaran semangat para pejuang dalam melawan penjajah. Resolusi Jihad ini dimotori oleh para ulama dan kiai, kata Suranto.

Upacara Hari Santri di Al-Muayyad juga dimeriahkan dengan pekikan mars lagu Ayo Mondok dan Ya Ahlal Wathon". (Ajie Najmuddin/Abdullah Alawi)

Dari (Daerah) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/72238/tugas-dan-perjuangan-santri-makin-berat

Pesantren Al-Amien Purwokerto

Kamis, 01 November 2012

Nasihat Gus Mus Soal Penggunaan Medsos

Pamekasan, Pesantren Al-Amien Purwokerto. Ketua Lesbumi Pamekasan R Wazirul Jihad beserta para pemuda NU Kabupaten Pamekasan sowan ke KH Mustofa Bisri (Gus Mus), Sabtu (11/2). Dalam kesempatan tersebut, Gus Mus menyampaikan banyak nasihat terkait cara menyikapi sebuah informasi.

"Gus Mus menyampaikan, kalau berita mengandung fitnah, kebencian dan bisa memecah-belah persaudaraan, sebaiknya tidak dibagikan. Bahkan, tidak perlu bertanya bagaimana sekalipun. Tidak perlu komentar, apa lagi bertanya. Langsung hapus saja," kata Sekretaris Lesbumi Musannan Abdul Hady menirukan Gus Mus kepada Pesantren Al-Amien Purwokerto, Ahad (12/2).

Nasihat Gus Mus Soal Penggunaan Medsos (Sumber Gambar : Nu Online)
Nasihat Gus Mus Soal Penggunaan Medsos (Sumber Gambar : Nu Online)


Nasihat Gus Mus Soal Penggunaan Medsos

Kalau berita yang membawa pesan kedamaian, tambah Gus Mus, bisa dibagikan. Sebab, itu dapat menyemai kebaikan dan mengokohkan kebajikan.

Pesantren Al-Amien Purwokerto

Gus Mus juga mengimbau, kita tidak boleh cinta atau benci berlebihan. Kita boleh mencintai istri kita dan menyanjung setinggi langit, tapi kita tidak boleh menghina istri orang lain.

"Seperti mengatakan, Istrimu itu kok seperti itu. Itu tidak boleh," tegasnya.

Kepada pemerintah pun juga begitu; benci berlebihan itu akan menyeret pada perbuatan menghalalkan segala cara untuk menjatuhkan. Itu perbuatan yang tidak baik.

Pesantren Al-Amien Purwokerto

"Punya pilihan silakan, sampaikan tentang kebaikannya, tapi tidak perlu menjelekkan pasangan lain. Sadarkan semua orang dengan rahmat, kasih sayang," tukas Gus Mus. (Hairul Anam/Alhafiz K)

Dari (Nasional) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/75366/nasihat-gus-mus-soal-penggunaan-medsos

Pesantren Al-Amien Purwokerto

Senin, 23 Juli 2012

Tegaknya Masjid dan Robohnya Ukhuwwah Muslim Sebelah

Pesantren Al-Amien Purwokerto - Bagaimana mengelola perbedaan di tubuh umat? Ini sebuah pekerjaan rumah yang belum selesai. Bahkan ini juga terjadi di Australia. Badan mereka saja yang pindah ke Australia, negara modern yang multikultural, tapi mindset dan cara mereka memahami Islam masih sama saat mereka tinggal di kampung kelahirannya.

Beberapa masa silam di tanah air, ada joke yang beredar luas: "Kalau masjidnya dikelola sama NU, yang hilang cuma sandal. Kalau Muhammadiyah yang urus masjidnya, paling juga qunut yang hilang; tapi kalau masjidnya sudah dikelola oleh aktivis itu tuh, masjidnya pun hilang diklaim oleh mereka!" Entah darimana asal-muasalnya joke itu, tapi konon ada sebagian kelompok yang memang merasa surga hanya diperuntukkan khusus untuk mereka. Sedangkan orang lain yang tidak sejalan dengan manhaj mereka atau tidak sama ibadah ritualnya dengan mereka dan tidak sejalan dengan pilihan strategi dakwah mereka akan dianggap bukan bagian dari umat Islam atau minimal tidak akan diberi tempat dalam masjid yang mereka kelola.

Tegaknya Masjid dan Robohnya Ukhuwwah Muslim Sebelah - Pesantren Al-Amien Purwokerto
Tegaknya Masjid dan Robohnya Ukhuwwah Muslim Sebelah - Pesantren Al-Amien Purwokerto


Tegaknya Masjid dan Robohnya Ukhuwwah Muslim Sebelah

Masjid yang merupakan rumah Allah berubah menjadi rumah kelompok mereka saja. Masjid yang didirkan dengan menggunakan resources umat dari golongan apapun, ketika sudah dikuasai kelompok itu berubah hanya menjadi milik mereka. Ini yang diisyaratkan dalam joke di atas "masjidnya pun hilang".

Artinya masjidnya hilang bukan lagi rumah Allah atau rumah bersama semua kelompok. Masjid telah hilang menjadi rumah sebagian pihak saja. Alih alih memakmurkan masjid, mereka sebenarnya tengah mengedepankan ego kelompok mereka saja.

Pesantren Al-Amien Purwokerto

Kegiatan di masjid hanya sesuai dengan aliran kelompok pengurus masjid. Mulai dari program, penceramah atau Ustadz/ah, buku bacaan, semuanya diatur oleh pengurus masjid. Jangan harap di masjid "yang sudah hilang" itu ada acara tahlilan atau ratiban.

Pesantren Al-Amien Purwokerto

Kenapa? Karena mereka bukan hanya pengurus masjid, tapi merekalah pemegang kunci surga. Maka kegiatan yang beraroma bid'ah, pembicara yang dituduh liberal atau bahan bacaan dari ulama yang dianggap sesat, mutlak diharamkan memasuki masjid yang mereka kelola.

Dan kisah yang sangat familiar ini bukan hanya di tanah air, bahkan sampai di Australia pun mereka masih melakukan hal yang sama. Masjid tegak berdiri, tapi ukhuwah telah roboh berantakan. Padahal bisa saja kan di-manage perbedaan itu dengan baik.

Misalnya, yang mau tahlilan atau ratiban dipersilakan. Tinggal alokasi waktunya saja diatur. Yang mau mengundang pembicara dari pihak lain, tinggal diatur saja slotnya. Yang mau diskusi topik apapun, silakan. Pendek kata, pengurus masjid itu fungsinya memfasilitasi kegiatan semua pihak di Masjid, bukan malah membatasi atau melarang ini dan itu.

Selain merasa memegang kunci surga, seringkali pengurus menjadikan masjid sebagai sarana memperbanyak jamaahnya. Dalam kalkulasi politis, masjid berubah menjadi ruang untuk mempromosikan pahamnya sambil mengecam paham pihak lain. Maka bisa dimengerti jikalau mimbar diberikan kepada pihak yang tidak sejalan dengan mereka, nanti sebagian jamaah terpikat dengan Ustadz pihak lain. Ini dianggap berbahaya.

Begitulah, ternyata kavling surga pun sudah siap dibagi-bagikan oleh mereka. Dan anehnya mereka terus saja bicara ukhuwah Islamiyah tanpa melibatkan semua pihak untuk mengelola masjid. Yang ada adalah ukhuwah kelompokiyah semata.

Saya tutup dengan joke lainnya: Konon di pintu surga nanti Allah akan memerintahkan malaikat menyeleksi setiap golongan. Malaikat bertanya: "sampeyan dari kelompok mana mas/mbak?" Dijawab: "kami dari NU". "Baik, silahkan masuk surga, tapi nanti kalau melewati pintu warna hitam di pojok itu jangan berisik yah".

Golongan lainnya baik dari Muhammadiyah, Persis, jamaah tabligh, al-washliyah, dll semuanya dipersilahkan masuk surga dengan pesan yang sama: jangan berisik kalau melewati pintu berwarna hitam.

Ketika semua sudah lengkap masuk surga semua, maka mereka penasaran ada apa dengan pintu hitam itu dan siapa gerangan yang berada didalamnya, kok mereka gak boleh berisik saat melewatinya.

Malaikat menjawab: "pssstt...jangan keras-keras bertanya-nya. Kata Allah, pintu hitam itu diperuntukkan untuk kalangan itu tuh yang selalu merasa hanya mereka saja yang bakal masuk surga. Allah tidak mau mereka akan terkejut kalau mereka tahu bahwa selain golongan mereka juga masuk surga! Jadi sudah...kita gak usah ganggu mereka yah".

Begitulah kawan, biarkan saja sekelompok umat ini menyangka hanya mereka saja yang masuk surga. Allah hormati "kepercayaan" mereka itu, di surga nanti mereka dikumpulkan sendirian terpisah dari jamaah yang selama ini mereka sering kafir-kafirkan, dan mereka merasa akan puas.

Kasihan kan kalau mereka jadi kaget bukan kepalang kalau orang lain yang mereka sudah sesat-sesatkan dan dianggap bukan bagian dari umat Islam, eh ternyata masuk surga juga, bi idznillah. [Pesantren Al-Amien Purwokerto]

Nadirsyah Hosen, Rais Syuriah PCI Nahdlatul Ulama Australia-New Zealand dan Dosen Senior Monash Law School

Dari : http://www.dutaislam.com/2016/08/tegaknya-masjid-dan-robohnya-ukhuwwah-muslim-sebelah.html

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Pesantren Al-Amien Purwokerto sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Pesantren Al-Amien Purwokerto. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Pesantren Al-Amien Purwokerto dengan nyaman.


Nonaktifkan Adblock