Jumat, 10 Oktober 2014

Katib Syuriah PWNU Jabar: Toleransi Kewajiban Seluruh Manusia

Bandung, Pesantren Al-Amien Purwokerto. Katib Syuriah PWNU Jawa Barat Prof KH Rachmat Syafei mengatakan perbedaan penentuan Hari Raya Idul Adha sebetulnya bukan hanya terjadi antara NU dan Muhammadiyah saja, bahkan di kalangan NU sendiri juga bisa saja berbeda karena berlainan metode penetapan awal bulan.

Menurut Kiai Rachmat perbedaan pendapat sudah biasa terjadi di kalangan ulama salaf dan di pesantren-pesantren, tinggal bagaimana memahami alasan dan dasar yang dipegang. Jika sudah dipahami, saling menghormati itulah yang harus dikedepankan, terangnya Sabtu pagi (4/10).

Katib Syuriah PWNU Jabar: Toleransi Kewajiban Seluruh Manusia (Sumber Gambar : Nu Online)
Katib Syuriah PWNU Jabar: Toleransi Kewajiban Seluruh Manusia (Sumber Gambar : Nu Online)


Katib Syuriah PWNU Jabar: Toleransi Kewajiban Seluruh Manusia

Sikap masyarakat, lanjut dia harus kembali pada pendapat yang diyakini karena persoalan ini adalah masalah ibadah. Supaya tidak tersinggung, Kiai Rachmat mengajak masyarakat supaya saling memahami.

Pesantren Al-Amien Purwokerto

Baginya, toleransi itu sangat penting, yang tidak boleh adalah saling menyalahkan. Ia menjelaskan bahwa toleransi adalah mengajak orang untuk memahami dan bertanya kepada ahlinya. Dianggap penting karena toleransi pengaruhnya sangat besar. Toleransi adalah sesuatu yang menjadi kewajiban bagi seluruh manusia, tegas Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung itu.

Kiai yang juga menjadi ketua bidang Fatwa MUI Jawa Barat ini berharap kepada masyarakat supaya meningtkatkan kesadaran toleransi dalam beragama. Ujung-ujungnya inti dari agama, kata dia, adalah memberi nasihat, oleh karena itu harus saling menasihati.

Tingkatkan pengetahuan dengan bertanya kepada ahlinya supaya objektivitasnya tinggi, sehingga agama tidak dipengaruhi emosional yang kaku. Agama memang ada sikap emosional tetapi emosional yang tidak berdasarakan syariah, maka akan terjadi pertentangan yang tidak perlu, tambah Kiai Rachmat.

Pesantren Al-Amien Purwokerto

Jadi pendekatan utama adalah tidak berdasarkan dalil, tapi bagaimana agama disikapi dengan toleransi dan saling menasehati, pungkas pengasuh pondok Pesantren Al-Wafa, Cibiruhilir, Cileunyi, Kabupaten Bandung. (Muhammad Zidni Nafi/Abdullah Alawi)

Dari (Nasional) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/54901/katib-syuriah-pwnu-jabar-toleransi-kewajiban-seluruh-manusia

Pesantren Al-Amien Purwokerto

Menyajikan informasi secara lugas dan berimbang, disertai data-data yang akurat dan terpercaya.


EmoticonEmoticon

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Pesantren Al-Amien Purwokerto sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Pesantren Al-Amien Purwokerto. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Pesantren Al-Amien Purwokerto dengan nyaman.


Nonaktifkan Adblock