Selasa, 27 September 2016

Kiai Said: Pendirian Masjid Istiqlal Digagas KH Wahid Hasyim

Jakarta, Pesantren Al-Amien Purwokerto. Masjid Istiqlal sebagai masjid nasional kerap menjadi destinasi warga Indonesia bahkan tamu kenegaraan dari luar negeri. Tercatat, Presiden AS 2004-2016 Barack Obama dan Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz Al-Saud menyempatkan diri menyambangi masjid yang terletak berdampingan dengan Gereja Katedral ini saat mengadakan kunjungan diplomatik.

Di balik kemegahannya, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengungkap sejarah pendirian Masjid Istiqlal. Hal ini ia jelaskan saat memberikan pidato dalam peringatan Harlah ke-71 sekaligus pelantikan Pimpinan Pusat (PP) Muslimat NU periode 2016-2021, Selasa (28/3) di Masjid Istiqlal.

Kiai Said: Pendirian Masjid Istiqlal Digagas KH Wahid Hasyim (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Said: Pendirian Masjid Istiqlal Digagas KH Wahid Hasyim (Sumber Gambar : Nu Online)


Kiai Said: Pendirian Masjid Istiqlal Digagas KH Wahid Hasyim

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqafah Ciganjur, Jakarta Selatan ini menerangkan bahwa pendirian Masjid Istiqlal berkat gagasan putra Hadltraussyekh KH Hasyim Asyari, yaitu KH Abdul Wahid Hasyim pada tahun 1950.

Pesantren Al-Amien Purwokerto

Istiqlal dibangun atas idenya KH Wahid Hasyim tahun 1950. Ia usul kepada Presiden Soekarno, dinamakan Al-Istiqlal, masjid kemerdekaan, ungkap Kiai Said di hadapan sekitar 23.000 anggota Muslimat NU dari sejumlah daerah yang membanjiri Istiqlal.

Atas ide KH Wahid Hasyim saat itu, kata Kiai Said, Bung Hatta mengusulkan lokasi pembangunannya di Bundaran HI, lalu Bung Karno punya usul di tempat sekarang ini. Akhirnya dibuat dan tahun 1978 diresmikan. Pembangunanannya menghabiskan biaya Rp 7 miliar.

Pesantren Al-Amien Purwokerto

Tantangan Muslimat

Usai melantik PP Muslimat NU, Kiai Said menekankan pentingnya perjuangan Muslimat yang harus senantiasa dijaga dengan melakukan berbagai inovasi dan gagasan. Kiai asal Kempek, Cirebon ini menegaskan bahwa khidmah Muslimat bukan hanya dalam keagamaan, tetapi juga harus membangun peradaban.

Tantangan Ibu Khofifah tidak mudah. Bukan hanya berupaya menjaga akidah dan syariat, tetapi tsaqafah dan hadharah, ujar Guru Besar Ilmu Tasawuf ini.

Ia menjelaskan, Tsaqafah adalah perjuangan yang mencakup kemajuan intelektual dan ilmu pengetahuan, sedangkan hadharah bermakan menjalankan perkara dunia dengan sebaik-baiknya. Dua-duanya harus dipadukan agar dapat mewujudkan kehidupan yang lebih baik.

"Jika dua-duanya maju, dinamakan tamaddun, orangnya muttamaddin. Cita-cita kita adalah membangun masyarakat yang maju di bidang tsaqafah dan hadharah," jelas Kiai Said.

Lebih rinci ia menerangkan, Tsaqafah harus cerdas, pandai, dan berpendidikan. Tanpa semua itu, tidak mungkin maju. Ia menegaskan bahwa Nahdliyin harus mencapai target menjadi NU yang intelek sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad dan berperan di segala bidang.

Muslimat NU harus cerdas dan pinter. Selain harus mengedepankan sikap tasamuh (toleran). Mengapa kita dihormati orang lain? Karena warga NU selalu mengedepankan sikap tasamuh, tegasnya. (Fathoni)

Dari (Nasional) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/76515/kiai-said-pendirian-masjid-istiqlal-digagas-kh-wahid-hasyim

Pesantren Al-Amien Purwokerto

Menyajikan informasi secara lugas dan berimbang, disertai data-data yang akurat dan terpercaya.


EmoticonEmoticon

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Pesantren Al-Amien Purwokerto sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Pesantren Al-Amien Purwokerto. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Pesantren Al-Amien Purwokerto dengan nyaman.


Nonaktifkan Adblock