Kamis, 05 September 2013

Karomah Terciptanya Shalawat Badar yang Digunakan Untuk Melawan PKI

Pesantren Al-Amien Purwokerto - Shalawat Badar adalah “Lagu Wajib” Nahdlatul Ulama. Berisi puji-pujian kepada Rasulullah SAW dan Ahli Badar (Para Sahabat yang mati syahid dalam Perang Badar). Berbentuk Syair, dinyanyikan dengan lagu yang khas.

Shalawat Badar digubah oleh Kiai Ali Mansur Banyuwangi, salah seorang cucu dari KH. Muhammad Shiddiq Jember tahun 1960. Kiai Ali Mansur saat itu menjabat Kepala Kantor Departemen Agama Banyuwangi, sekaligus menjadi Ketua PCNU di tempat yang sama.

Karomah Terciptanya Shalawat Badar yang Digunakan Untuk Melawan PKI - Pesantren Al-Amien Purwokerto
Karomah Terciptanya Shalawat Badar yang Digunakan Untuk Melawan PKI - Pesantren Al-Amien Purwokerto


Karomah Terciptanya Shalawat Badar yang Digunakan Untuk Melawan PKI

Proses terciptanya Shalawat Badar penuh dengan misteri dan teka-teki. Konon, pada suatu malam, Kiai Ali Mansur tidak bisa tidur. Hatinya merasa gelisah karena terus menerus memikirkan situasi politik yang semakin tidak menguntungkan NU.

Orang-orang PKI semakin leluasa mendominasi kekuasaan dan berani membunuh kiai-kiai di pedesaan. Karena memang kiai-lah pesaing utama PKI saat itu. Sambil merenung, Kiai Ali Mansur terus memainkan penanya diatas kertas, menulis syair-syair dalam bahasa arab. Dia memang dikenal mahir membuat syair sajak ketika masih belajar di Pesantren Lirboyo, Kediri.

Pesantren Al-Amien Purwokerto

Kegelisahan Kiai Ali Mansur berbaur dengan rasa heran, karena malam sebelumnya bermimpi didatangi para habib berjubah putih-hijau. Semakin mengherankan lagi, karena pada saat yang sama istrinya bermimpi bertemu Rasulullah SAW.

Pesantren Al-Amien Purwokerto

Keesokan harinya, mimpi itu ditanyakan pada Habib Hadi Al-Haddar Banyuwangi. Habib Hadi menjawab: “Itu Ahli Badar, ya Akhy.” Kedua mimpi aneh dan terjadi secara bersamaan itulah yang mendorong dirinya menulis syair, yang kemudian dikenal dengan Shalawat Badar.

Keheranan muncul lagi karena keesokan harinya banyak tetangga yang datang ke rumahnya sambil mebawa beras, daging, dan lain sebagainya, layaknya akan mendatangi orang yang akan punya hajat mantu. Mereka bercerita, bahwa pagi-pagi buta pintu rumah mereka didatangi orang berjubah putih yang memberitahukan bahwa di rumah Kiai Ali Mansur akan ada kegiatan besar. Mereka diminta membantu. Maka mereka pun membantu sesuai dengan kemampuannya.

“Siapa orang yang berjubah putih itu?” Pertanyaan itu terus mengiang-ngiang dalam benak Kiai Ali Mansur tanpa jawaban. Namun malam itu banyak orang bekerja di dapur untuk menyambut kedatangan tamu, yang mereka sendiri tidak tahu siapa, dari mana dan untuk apa?

Menjelang matahari terbit, serombongan habib berjubah putih-hijau dipimpin oleh Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi dari Kwitang Jakarta, datang kerumah Kia Ali Mansur.

“Alhamdulillah………,” ucap kiai Ali Mansur ketika melihat rombongan yang datang adalah para habaib yang sangat dihormati keluarganya.

Setelah berbincang basa-basi sebagai pengantar, membahas perkembangan PKI dan kondisi politik nasional yang semakin tidak menguntungkan, Habib Ali menanyakan topik lain yang tidak diduga oleh Kiai Ali Mansur: “Ya Akhy! Mana Syair yang ente buat kemarin? Tolong ente bacakan dan lagukan di hadapan kami-kami ini!”

Tentu saja Kiai Ali Mansur terkejut, sebab Habib Ali tahu apa yang dikerjakannya semalam. Namun ia memaklumi, mungkin itulah karomah yang diberikan Allah kepadanya. Sebab dalam dunia kewalian, pemandangan seperti itu bukanlah perkara aneh dan perlu dicurigai.

Segera saja Kiai Ali Mansur mengambil kertas yang berisi Shalawat Badar hasil gubahannya semalam, lalu melagukannya di hadapan mereka. Secara kebetulan Kiai Ali Mansur juga memiliki suara bagus.

Di tengah alunan suara Shalawat Badar itu, para Habaib mendengarkannya dengan khusyuk. Tak lama kemudian mereka meneteskan air mata karena haru. Selesai mendengarkan Shalawat Badar yang dikumandangkan oleh Kiai Ali Mansur, Habib segera bangkit. “Ya Akhy….! Mari kita perangi genjer-genjer PKI itu dengan Shalawat Badar…!” serunya dengan nada mantap.

Setelah Habib Ali memimpin doa, lalu rombongan itu mohon diri. Sejak saat itu terkenallah Shalawat Badar sebagai bacaan warga NU untuk membangkitkan semangat melawan orang-orang PKI. Untuk lebih mempopulerkannya, Habib Ali mengundang para habib dan ulama (termasuk Kiai Ali Mansur dan KH. Ahmad Qusyairi, paman Kiai Ali Mansur) ke Jalan Kwitang, Jakarta. Di forum istimewa itulah Shalawat Badar dikumandangkan.

Inilah teks sholawat badar yang diciptakan Kiai Ali Mansur itu.

Shalaatullaah Salaamul laah ‘Alaa Thaaha Rasuulillaah

Shalaatullaah Salaamullah ‘Alaa Yaa Siin Habiibillaah

Tawassalnaa Bibismi llaah Wabil Haadi Rasuulillaah

Wakulli Mujaahidin Lillaah Bi Ahlil Badri Yaa Allaah

llaahi Sallimil Ummah Minal Aafaati Wanniqmah

Wamin Hammin Wamin Ghummah Bi Ahlil Badri Yaa Allaah

Ilaahi Najjinaa Waksyif Jamii’a Adziyyatin Wahrif

Makaa idal ‘idaa wal thuf Bi Ahlil Badri Yaa Allaah

llaahi Naffisil Kurbaa Minal’Ashiina Wal’Athbaa

Wakulli Baliyyatin Wawabaa Bi Ahlil Badri Yaa Allaah

Wakam Min Rahmatin Washalat Wakam Min Dzillatin Fashalat

Wakam Min Ni’matin Washalat Bi Ahlil Bailri Yaa Allaah

Wakam Aghnaita Dzal ‘Umri Wakam Autaita D’Zal Faqri

Wakam’Aafaita Dzal Wizri Bi Ahlil Badri Yaa Allaah

Laqad Dlaaqat’Alal Oalbi Jamii’ul Ardli Ma’ Rahbi

Fa Anji Minal Balaas Sha’bi Bi Ahlil Badri Yaa Allaah

Atainaa Thaalibir Rifdi Wajullil Khairi Was Sa’di

Fawassi’ Minhatal Aidii Bi Ahlil Badri Yaa Allaah

Falaa Tardud Ma’al Khaibah Balij’Alnaa’Alath Thaibah

Ayaa Dzal ‘lzzi Wal Haibah Bi Ahlil Badri Yaa Allaah

Wain Tardud Faman Ya-Tii Binaili Jamii’i Haajaati

Ayaa jalail mulimmaati Bi Ahlil Badri Yaa Allaah

llaahighfir Wa Akrimnaa Binaili Mathaalibin Minnaa

Wadaf i Masaa-Atin ‘Annaa Bi Ahlil Badri Yaa Allaah

llaahii Anta Dzuu Luthfin Wadzuu Fadl-Lin Wadzuu ‘Athfin

Wakam Min Kurbatin Tanfii Bi Ahlil Badri Yaa Allaah

Washalli ‘Alan Nabil Barri Bilaa ‘Addin Walaa Hashri

Wa Aali Saadatin Ghurri Bi Ahlil Badri Yaa Allaah 

Dari : http://www.dutaislam.com/2016/10/karomah-terciptanya-shalawat-badar-yang-digunakan-untuk-melawan-pki.html

Menyajikan informasi secara lugas dan berimbang, disertai data-data yang akurat dan terpercaya.


EmoticonEmoticon

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Pesantren Al-Amien Purwokerto sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Pesantren Al-Amien Purwokerto. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Pesantren Al-Amien Purwokerto dengan nyaman.


Nonaktifkan Adblock